tentang
“IPTEKS Menurut Islam dan Kebudayaan
Menurut Islam”
Oleh :
Nama : SELA RAHMANITA
NIM : 16129107
Seksi : 16 BB 04
Dosen Pembimbing : Drs.H.Mansur Lubis,M.Pd
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan
UPP III Bandar Buat
Universitas Negeri Padang
2016
KATA
PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan atas
rahmat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini untuk
memenuhi kebutuhan mata kuliah Pendidikan Agama Islam.
Saya mengucapkan banyak terima kasih
kepada Drs.H.Mansur Lubis M.Pd. selaku dosen pembimbing mata kuliah
Pendidikan Agama Islam, yang sangat membantu dan memberikan bimbingan, sehingga
makalah ini tersusun.
Saya menyadari makalah ini masih
banyak kekurangan dan perlu penyempurnaan lagi.Untuk itu kami sangat
mengharapkan bantuan kritik dan saran dari semua pihak untuk penyempurnaan
makalah ini.
Padang, 13 November 2016
SELA RAHMANITA
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .........................................................................................i
DAFTAR ISI
......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...........................................................................................1
B.
Rumusan Masalah ......................................................................................1
C. Tujuan
........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Ipteks………………………………………………………......................3
a)
Pengertian ipteks…………...………………………………....3
b)
Ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam al-qur`an…………...3
c)
Perintah
mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi............4
d)
Ilmu
Pengetahuan Dan Teknologi Dalam Al-Qur`An………..6
e) Perintah Mempelajari Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi…….14
f)
Pengertian Seni……………………………………………......15
g)
Fungsi Seni…………………………………………………...16
B. Kebudayaan dalam pandangan islam……………………….......................18
a) Pengertian Kebudayaan………………………………………18
b)
Ruang Lingkup
Kebudayaan…………………………………19
c)
Prinsip-Prinsip
Kebudayaan………………………………….20
d) Hubungan Antara
Islam dan Kebudayaan…………………….25
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan………………………………………………………………….28
B.Saran………………………………………………………………………...28
DAFTAR RUJUKAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Ilmu
pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat seiring perkembangan zaman.
Perkembangan ini membawa berbagai dampak bagi kehidupan manusia. Islam sangat
memperhatikan pentingnya ilmu pengetahuan. Karena, selain ditentukan oleh
nilai-nilai peribadatan kepada Allah, martabat manusia juga ditentukan oleh
ilmu yang dimilikinya. Al-Qur’an tidak hanya mengatur urusan masalah ubudiyah
saja, tetapi juga memuat ayat-ayat yang berhubungan dengan IPTEKS.
Makalah ini
akan membahas tentang IPTEKS dan Kebudayaan
dalam islam.Bagaimanakah hubungan IPTEKS dengan Islam? Bagaimana pengaruh Islam terhadap
perkembangan IPTEKS? Dan seperti
apakah kebudayaan dalam islam ? Pertanyaan inilah yang melatarbelakangi
penulisan makalah.
B.
Rumusan Masalah
- Apa definisi ilmu pengetahuan teknologi,seni dan Kebudayaan?
- Bagaimana pandangan islam tentang iptek,seni dan
kebudayaaan?
- Apa saja dampak positif dan dampak negatif dari
perkembangan iptek?
- Bagaimana ilmu pengetahuan dan tekhnologi dalam
Al-Qur’an?
- Bagaimana perintah mempelajari ilmu pengetahuan dan tekhnologi dalam
Al-Qur’an?
- Adakah ayat-ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan
pengembangan teknologi,seni
dan kebudayaan?
- Seni yang bagaimanakah yang diperbolehkan dalam
islam?
- Apa
fungsi seni menurut pandangan islam
C. Tujuan
- Mengetahui
apa definisi ipteks,seni dan kebudayaan
- Mengetahui
bagaimana pandangan islam tentang iptek,seni dan
kebudayaan
- Mengetahui apa saja
dampak positif dan dampak negatif dari perkembangan iptek
- Mengetahui bagaimana
ilmu pengetahuan dan tekhnologi dalam Al-Qur’an
- Mengetahui bagaimana
perintah mempelajari ilmu pengetahuan dan tekhnologi dalam Al-Qur’an
- Mengetahui adakah
ayat-ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan pengembangan teknologi,seni dan kebudayaan.
- Mengetahui seni apa saja yang diperbolehkan dalam islam
- Mengetahui fungsi seni menurut islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ipteks Menurut Islam
a) Pengertian Iptek
Ilmu dalam bahasa Arab berasal dari kata علم,
masdar dari عَـلِمَ – يَـعْـلَمُ ` yang
berarti tahu atau mengetahui.`Ilm
menurut bahasa berarti kejelasan, karena itu segala kata yang terbentuk dari
akar katanya mempunyai ciri kejelasan.Hal ini,termuat 854 kali didalam al-qur`an. Ilmu adalah pengetahuan yang jelas tentang
segala sesuatu.
Sebagaimana firman Allah
SWT dalam QS.An Nur : 43
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يُزْجِي سَحَابًا ثُمَّ يُؤَلِّفُ بَيْنَهُ
ثُمَّ يَجْعَلُهُ رُكَامًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلَالِهِ
وَيُنَزِّلُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ جِبَالٍ فِيهَا مِنْ بَرَدٍ فَيُصِيبُ
بِهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَصْرِفُهُ عَنْ مَنْ يَشَاءُ ۖ يَكَادُ سَنَا
بَرْقِهِ يَذْهَبُ بِالْأَبْصَارِ
Artinya :
Tidaklah kamu
melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara
(bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah
olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan
(butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti)
gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang
dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan
kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan.
Ayat diatas menunjukan tentang kebenaran terkait dengan
proses terjadinya hujan.Berdasarkan ayat diatas cukup jelas menjelaskan bahwa
ilmu merupakan pengetahuan yang jelas tentang segala sesuatu.
Ilmu atau sains memiliki
arti lebih spesifik yaitu usaha mencari pendekatan rasional dan pengumpulan
fakta-fakta empiris, dengan melalui pendekatan keilmuan akan didapatkan
sejumlah pengetahuan atau juga dapat dikatakan ilmu adalah sebagai pengetahuan
yang ilmiah. Menurut
Jan Hendrik Rapar menjelaskan bahwa pengetahuan ilmiah (scientific knowledge)
adalah pengetahuan yang diperoleh lewat penggunaan metode-metode ilmiah yang
lebih menjamin kepastian kebenaran yang dicapai Pengetahuan yang demikian
dikenal juga dengan sebutan science.Sebagaimana firman-nya :
قُلِ انْظُرُوا مَاذَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ وَمَا تُغْنِي الْآيَاتُ وَالنُّذُرُ عَنْ قَوْمٍ لَا يُؤْمِنُونَ
Artinya:
“Katakanlah (Muhammad): "Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi. Tidaklah
bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan
bagi orang-orang yang tidak beriman"( QS. Yunus : 101)
Memeriksa,mengamati dan
menyelidiki adalah kegiatan-kegiatan ilmiah untuk menghasilkan teori-teori ilmu
pengetahuan dan selanjutnya melahirkan teknologi yang dimanfaatkan untuk
kesejahteraan manusia dimuka bumi.
Teknologi adalah penerapan
ilmu-ilmu dasar untuk memecahkan masalah guna mencapai suatu tujuan tertentu,
atau dapat dikatakan juga teknologi adalah ilmu tentang penerapan ilmu
pengetahuan untuk memenuhi suatu tujuan.
Teknologi adalah
pengetahuan dan ketrampilan yang merupakan penerapan ilmu pengetahuan dalam
kehidupan manusia sehari-hari.Perkembangan iptek, adalah hasil dari segala
langkah dan pemikiran untuk memperluas, memperdalam, dan mengembangkan iptek.Misalnya
proses terjadinya alam raya,yang didkemukakan oleh ilmuwan modern yang dikenal
dengan teori Big Bang (ledakan besar) terdapat dalam QS.Al-Anbiyaa` : 30
أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ
كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا ۖ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ
شَيْءٍ حَيٍّ ۖ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ
Artinya :
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan
bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara
keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah
mereka tiada juga beriman?
Berdasarkan beberapa
definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi
adalah suatu cara menerapkan kemampuan teknik yang berlandaskan ilmu
pengetahuan dan berdasarkan proses teknis tertentu untuk memanfaatkan alam bagi
kesejahteraan dan terpenuhinya suatu tujuan.
b)
Pandangan Islam Tentang
Iptek
Kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi dunia kini telah
dikuasai peradaban Barat, kesejahteraan dan kemakmuran material yang dihasilkan
oleh perkembangan Iptek modern tersebut membuat banyak orang mengagumi kemudian
meniru-niru dalam gaya hidup tanpa diseleksi terlebih dulu terhadap segala
dampak negatif dimasa mendatang atau
krisis multidimensional yang diakibatkannya.
Dalam pandangan Islam,
menurut hukum asalnya segala sesuatu itu mubah termasuk segala apa yang
disajikan berbagai peradaban, semua tidak ada yang haram kecuali jika terdapat
nash atau dalil yang tegas dan pasti, karena
Islam bukan agama yang sempit. Adapun peradaban modern yang begitu luas
memasyarakatkan produk-produk teknologi canggih seperti televisi vidio
alat-alat komunikasi dan barang-barang mewah lainnya serta menawarkan aneka
jenis hiburan bagi tiap orang tua, muda atau anak-anak yang tentunya alat-alat
itu tidak bertanggung jawab atas apa yang diakibatkannya, tetapi menjadi
tanggung jawab manusia yang menggunakan dan mengopersionalkannya. Produk iptek ada yang bermanfaat manakala manusia menggunakan
dengan baik dan tepat dan dapat pula mendatangkan dosa dan malapetaka manakala
digunakannya untuk mengumbar hawa nafsu dan kesenangan semata.
Islam tidak menghambat kemajuan Iptek, tidak
anti produk teknologi, tidak akan bertentangan dengan teori-teori pemikiran
modern yang teratur dan lurus, asalkan dengan analisa-analisa yang teliti,
obyektif dan tidak bertentangan dengan
dasar al-Qur`an.
c) Dampak Iptek
Seperti juga
pada bidang lain, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai dampak
positif dan negatif. Penilaian positif
maupun negatif ini bersifat subyektif, tergantung kepada siapa yang
menilainya. Yang dinilai negatif oleh
bangsa Indonesia belum tentu juga dinilai negatif oleh bangsa Amerika,
misalnya.
Dampak positif
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dirasakan, misalnya, dalam bidang
teknologi komunikasi dan informasi.
Ditemukannya teknologi pesawat terbang telah membuat manusia dapat pergi
ke seluruh dunia dalam waktu singkat.
Perjalanan haji yang dulu dilakukan selama beberapa minggu melalui laut
kini, dengan makin lancarnya transportasi udara, dapat dilakukan hanya dalam
waktu delapan jam saja. Kemajuan di
bidang televisi satelit telah memungkinkan kita melihat Olimpiade Atlanta
langsung tanpa harus keluar rumah.
Penemuan telepon genggam telah memungkinkan kita untuk menghubungi
seseorang di mana saja ia berada atau dari mana saja kita berada. Kemajuan di bidang komputer telah menciptakan
jaringan internet yang memungkinkan kita mendapatkan informasi dari
perpustakaan di seluruh dunia tanpa harus keluar dari kamar. Kemajuan di bidang komunikasi juga telah
membuat perdagangan internasional menjadi semakin mudah dan cepat.
Dari sisi
positifnya, proses ini membuat orang tidak lagi hanya berwawasan lokal. Dalam usahanya memecahkan persoalan, ia akan
melihat ke seluruh dunia guna menemukan solusi.
Dalam mencari pekerjaan atau ilmu pun, ia tidak lagi membatasi diri pada
pekerjaan atau lembaga pendidikan di kampungnya, kotanya, propinsinya, atau
negaranya saja. Seluruh permukaan bumi ini dapat menjadi kemungkinan tempat ia
bekerja atau mencari ilmu.
Dari sudut jati
diri bangsa, proses ini dapat dianggap membawa dampak negatif. Hal ini karena inovasi-inovasi di bidang
iptek itu kebanyakan terjadi di negara lain yang mempunyai nilai-nilai sosial,
politik, dan budaya yang belum tentu sama dengan nilai bangsa kita. Kendati teknologinya itu sendiri dapat
dianggap sebagai netral atau bebas nilai, penerapan dan pembawa ilmu
pengetahuan dan teknologi itu tidak dapat dikatakan selalu bebas nilai. Sebagai contoh, kemajuan teknologi parabola
telah memungkinkan kita melihat siaran televisi Perancis tanpa ada sensor. Film detektif bahkan dapat menjadi 'guru'
bagi para pencuri.
Globalisasi
cara berfikir, yang menjadi salah satu dampak kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi, dapat membuat orang tidak lagi mengacu pada nilai-nilai tradisional
bangsanya belaka. Kemudahan memperoleh
informasi akan membuat ia dapat mempelajari nilai-nilai yang ada pada
masyarakat dan bangsa lain, baik yang menyangkut nilai sosial, ekonomi, budaya,
maupun politik. Sebagai bangsa yang
sedang membangun jati-dirinya, proses globalisasi ini jelas merupakan tantangan
yang harus diatasi dalam upaya pembentukan manusia Indonesia yang
dicita-citakan.
d)
Ilmu
Pengetahuan Dan Teknologi Dalam Al-Qur`An
Bagi ilmuwan al-Qur`an adalah
inspirator, maknanya bahwa dalam al-Qur’an banyak terkandung teks-teks
(ayat-ayat) yang mendorong manusia untuk melihat, memandang, berfikir, serta
mencermati fenomena-fenomena alam semesta ciptaan Tuhan yang menarik untuk
diselidiki, diteliti dan dikembangkan. Al-Qur’an menantang manusia untuk
menggunakan akal fikirannya seoptimal mungkin.
Al-Qur`an memuat segala informasi yang
dibutuhkan manusia, baik yang sudah diketahui maupun belum diketahui. Informasi
tentang ilmu pengetahuan dan teknologi pun disebutkan berulang-ulang dengan
tujuan agar manusia bertindak untuk melakukan nazhar. Nazhar adalah
mempraktekkan metode, mengadakan observasi dan penelitian ilmiah terhadap
segala macam peristiwa alam di seluruh jagad ini, juga terhadap lingkungan
keadaan masyarakat dan historisitas bangsa-bangsa zaman dahulu.
Sebagaimana firman Allah berikut ini:
قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِكُمْ سُنَنٌ فَسِيْرُوا فِي اْلأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِيْنَ
Artinya:
“Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah; Karena itu
berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang
yang mendustakan (rasul-rasul)”. (QS. Ali Imran: 137)
وَفِي أَنْفُسِكُمْ أَفَلاَ تُبْصِرُوْنَ
Artinya:”Dan (juga) pada dirimu
sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?”. (QS. Az-Zariyat: 21).
Dalam al-Qur`an
terdapat ayat-ayat yang memberikan motivasi agar manusia menggunakan akal
fikiran untuk membaca dan mengamati fenomena-fenomena alam semesta. Teks-teks
al-Qur’an yang terkait dengan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah sebagai
berikut:
a. Al-Qur`an Sebagai Produk Wujud Iptek Allah
Al-Qur`an menuntun manusia pada
jalur-jalur riset yang akan ditempuh sehingga manusia memperoleh hasil yang
benar. Al-Qur`an juga sebagai memberi
kecerahan pada akal manusia, kebenaran hasil riset dapat diukur dari kesesuaian
rumus baku, dan antara akal dengan naql.
Al-Qur`an merupakan rumus baku, alam
semesta dengan segala perubahannya sebagai persoalan yang layak dan perlu
dijawab, maka al-Qur`an sebagai kamus alam semesta. Solusi tentang teka-teki
alam semesta akan terselesaikan dengan benar jika digunakan formula yang tepat
yaitu al-Qur`an. Dengan demikian ayat-ayat kauniyah dan ayat-ayat Qur’aniyah
akan berjalan secara paralel dan seimbang. Ilmu pengetahuan seperti ini jika
menjelma menjadi teknologi maka akan menjadikan teknologi berbasiskan Qur’an
atau teknologi yang Qur’anik.
Banyak ayat Al-Qur’an yang menyinggung
tentang pengembangan iptek, seperti wahyu pertama QS. Al-`Alaq 1-5 menyuruh
manusia untuk membaca, menulis, melakukan penelitian dengan dilandasi iman dan
akhlak yang mulia. Sedangkan perintah untuk melakukan penelitian secara jelas
terdapat dalam QS. Al-Ghasiyah, ayat 17-20 :
اَفَلَايَنْظُرُ
ونَ اِلَى الْاِبْلِ كَيْفَ خُلِقَثْ
وَاِلَى
السَّمَاءِ كَيْفَ رُفِعَت
وَاِلَى الْخِبَالُ كَيْفَ نُصِبَتْ
وَاِلَى
الْاَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ
Artinya: ”Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan? Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?” (QS. Al-Ghasiyah: 17-20
Dari ayat-ayat tersebut, maka munculah
di lingkungan umat Islam suatu kegiatan observasional yang disertai dengan
pengukuran, sehingga ilmu tidak lagi bersifat kontemplatif seperti yang
berkembang di Yunani, melainkan memiliki ciri empiris sehingga tersusunlah
dasar-dasar sains.
Sebagaimana firman
Allah SWT berikut ini :
وَمِنْ كُلِّّ شَيْءٍ خَلَقْنَا
زَوْجَيْنِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
Artinya: ”Dan segala sesuatu kami
ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah”. (QS. Az
Zariyat: 49)
سُبْحَانَ الَّذِي خَلَقَ اْلأَزْوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنْبِتُ اْلأَرْضُ وَمِنْ أَنْفُسِهِمْ وَمِمَّا لاَ يَعْلَمُوْنَ
Artinya: “Maha Suci Tuhan yang telah
menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh
bumi dan dari diri mereka sendiri maupun dari apa yang tidak mereka ketahui”.
(QS. Yasin: 36)
Dari ayat di atas dinyatakan bahwa
Allah SWT menciptakan makhluk secara berpasang-pasangan, seperti ada siang dan
malam, positif dan negatif, wanita dan pria, elektron dan positron. Terjadinya
pasangan elektron dan positron di dalam fisika inti dikenal pembentukan ion
(ion air production) di mana radiasi gelombang elektron magnetik memiliki
tenaga di atas 1.02 Mev. Ayat ini dapat diartikan sebagai perintah untuk
melakukan penelitian. Karena dengan melakukan penelitian hal-hal yang tadinya
belum terungkap menjadi terungkap.
b.
Al-Quran Sebagai Prediktor
Beberapa ayat Al Quran menyatakan
ramalannya kejadian pada masa yang akan datang baik masa yang jauh maupun masa
yang dekat, yang sebagian merupakan mata rantai sebab akibat (kausalitas). Oleh
sebab itu jika sebab ini merupakan data-data yang dapat oleh manusia secara komprehensip, maka akibat
yang ditimbulkan kelak akan dapat diketahui sebelum terjadi dengan intensitas
keyakinan yang cukup tinggi.
Berikut ini contoh ayat-ayat tersebut:
QS. Ar Rum: 41
ظَهَرَ الْفَسَادَ فِي اْلبَرِّّ
وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ
Artinya: “Telah nampak kerusakan di
darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusia...”
QS. Yusuf: 47- 48
قَالَ تَزْرَعُونَ سَبْعَ سِنِينَ دَأَبًا فَمَا حَصَدْتُمْ فَذَرُوهُ فِي سُنْبُلِهِ إِلَّا قَلِيلًا مِمَّا تَأْكُلُونَ
ثُمَّ يَأْتِي مِنْ بَعْدِ ذَٰلِكَ سَبْعٌ شِدَادٌ يَأْكُلْنَ مَا قَدَّمْتُمْ لَهُنَّ إِلَّا قَلِيلًا مِمَّا تُحْصِنُونَ
"Yusuf
berkata: "Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana
biasa; Maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali
sedikit untuk kamu makan. Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang
amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun
sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan.
Qs. Bayinah: 6 - 8
إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِنْ أَهْلِ
ٱلْكِتَٰبِ وَٱلْمُشْرِكِينَ فِى نَارِ جَهَنَّمَ خَٰلِدِينَ فِيهَآ ۚ
أُو۟لَٰٓئِكَ هُمْ شَرُّ ٱلْبَرِيَّةِ
إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمْ خَيْرُ ٱلْبَرِيَّةِ
جَزَآؤُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ جَنَّٰتُ
عَدْنٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا ۖ
رَّضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا۟ عَنْهُ ۚ ذَٰلِكَ لِمَنْ خَشِىَ
رَبَّهُۥ
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang
kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka
jahannam; mereka kekal di dalamnya. mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu
adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga
'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya
selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadanya. yang
demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.
c.
Al-Qur`an Sebagai Sumber Motivasi
Al Quran mendorong atau memberi
motivasi kepada manusia untuk melakukan penjelajahan angkasa luar dan di bumi,
perhatikan firman Allah berikut ini:
QS. Ar Rahman: 33
مَعْشَرَ
الْجِنِّ وَاْلإِنْسِ إِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ تَنْفُذُوا مِنْ أَقْطَارِ
السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ فَانْفُذُوا لاَ تَنْفُذُون إِلاَّ بِسُلْطَان
Artinya: Hai sekumpulan jin dan
manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka
lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan (sulthon).
Kemudian tentang penjelajahan di bumi, perhatikan firman berikut ini:
QS. As Syu’ara:
7
أَوَلَمْ يَرَوْا إِلَى اْلأَرْضِ كَمْ
أَنْبَتْنَا فِيْهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍ كَرِيْمٍ
Artinya: Dan apakah
mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya kami tumbuhkan di bumi itu
pelbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik?
Islam tidak melarang untuk memikirkan
masalah teknologi modern atau ilmu pengetahuan yang sifatnya menuju modernisasi
pemikiran manusia genius, profesional, dan konstruktif serta aspiratif terhadap
permaslahan yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.
d. Al-Quran dan Simplikasi (Penyederhanaan)
Alam semesta ini membentuk struktur
yang sangat teratur, dan bergerak dengan teratur. Keteraturan gerak alam
semesta ini lebih memudahkan manusia untuk menyederhanakan fenomena-fenomena
yang terkait ke dalam bahasa ilmu pengetahuan (matematika, fisika, kimia biologi
dan lain-lain). Sehingga manusia dapat menjadi operator yang mampu mewakili
peristiwa yang terjadi di alam semesta. Untuk meraih teknologi tinggi tidak
perlu merasa tidak mampu, dengan semangat tinggi dan tidak menganggap bahwa
high tech merupakan sesuatu yang mustahil untuk dicapai, maka high tech akan
dapat diraih.
Perhatikan firman Allah berikut ini:
إِنَّمَا مَثَلُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاءٍ أَنْزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ اْلأَرْضِ مِمَّا يَأْكُلُ النَّاسُ وَاْلأَنْعَامُ حَتىَّ إِذَا أَخَذَتِ اْلأَرْضُ زُخْرُفَهَا وَازَيَّنَتْ وَظَنَّ أَهْلُهَا أَنْهُمْ قَادِرُوْنَ عَلَيْهَا أَتَاهَا أَمْرُنَا لَيْلاً أَوْ نَهَارًا فَجَعَلْنَاهَا حَصِيْدًا كَأَنْ لَّمْ تَغْنَ بِاْلأَمْسِ كَذَلِكَ نُفَصِّلُ اْلآَيَاتِ لِقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ
Artinya:
Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang
kami turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya) karena air itu
tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak.
hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula)
perhiasannya dan pemilik-permliknya mengira bahwa mereka pasti menguasasinya,
tiba-tiba datanglah kepadanya azab kami di waktu malam atau siang, lalu kami
jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit,
seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah kami menjelaskan
tanda-tanda kekuasaan (kami) kepada orang-orang berfikir. (QS. Yunus: 24)
e. Al-Quran
Sumber Etika Pengembangan Iptek
Pada teknologi harus terkandung muatan
etika yang selalu menyertai hasil teknologi pada saat akan diterapkan. Sungguh
pun hebat hasil teknologi namun jika diniatkan untuk membuat kerusakan sesama
manusia, menghancurkan lingkungan sangat dilarang di dalam Islam. Jadi teknologi
bukan sesuatu yang bebas nilai, demikian pula penyalahgunaan teknologi
merupakan perbuatan zalim yang tidak disukai Allah SWT. Perhatikan FirmanNya:
وَابْتَغِ فِيْمَا آَتَاكَ اللهُ الدَّارَ اْلآَخِرَةَ وَلاَ تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللهُ إِلَيْكَ وَلاَ تَبْغِ اْلفَسَادَ فِي اْلأَرْضِ إِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ
Artinya:
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu
dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana
Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan. (QS. Al Qashash: 77)
Demikian pula sains dan teknologi modern
(Barat) tidak ada yang netral atau bebas nilai. Tetapi prioritas, penekanan,
metode dan prosesnya, serta pandangan terhadap dunia merefleksikan kepentingan
masyarakat dan kebudayaan Barat. Dalam kerangka ini sains Barat semata-mata
digunakan untuk mengejar keuntungan dan sejumlah produksi, untuk pengembangan
militer dan perlengkapan-perlengkapan perang, serta untuk mendominasi ras
manusia terhadap ras manusia lainnya, sebagaimana untuk mendominasi alam. Dalam
sistem Barat sains itu sendiri merupakan nilai tertinggi, sehingga
segala-galanya harus dikorbankan demi sains dan teknologi.
Dalam kaitan ini munculnya disiplin
baru seperti sosiobiologi, eugenics (ilmu untuk meningkatkan kualitas-kualitas
spesies manusia) dan rekayasa genetika, tidak mendorong timbulnya persaudaraan
dan tanggungjawab tapi memberi kesan bagi kaum ilmuwan bahwa merekalah penguasa
jagad raya ini.
Kemudian dalam bidang biologi,
perkembangan teknologi yang pesat diawali dengan penemuan DNA oleh Watson dan
Crick pada Tahun 1953. Sejak saat itu berbagai macam teknologi yang melibatkan
perekayasaan sifat genetic makhluk hidup mulai bermunculan. Beberapa
diantaranya sangat menakjubkan dan memungkinkan manusia berperan sebagai
tuhan. Sementara sanat Islam berbeda, ilmu yang dicari semata-mata hanya
untuk mencari karunia Allah, bukan untuk merusak sehingga menimbulkan bencana.
e) Perintah Mempelajari Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi
Islam agama yang syamil, kamil dan
mutakamil (menyeluruh, sempurna dan menyempurnakan). Islam tidak hanya mengatur
perihal ibadah vertikal saja, namun seluruh aspek kehidupan, termasuk
diantaranya mempelajari Iptek.
Al-Qur`an diturunkan Allah SWT kepada
Rasulullah tidak hanya memerintahkan untuk sekedar dibaca, sesuai dengan wahyu
yang pertama diturunkan dalam QS.Al-Alaq : 1 yang artinya bacalah, tetapi
mengandung maksud lebih dari itu yaitu menghendaki seluruh umatnya membaca,
menggali, mendalami, meneliti apa saja yang ada di alam semesta ini dan mengambil
manfaat untuk kehidupan manusia dengan mengetahui ciri-ciri sesuatu seperti:
bencana alam, tanda-tanda zaman, sejarah, diri sendiri yang tertulis maupun
yang tidak tertulis sehingga dapat menghadapi tantangan dan menjawab
permasalahan-permasalahan dunia modern yang diterapkan dalam segala aspek
kehidupan.
Proses kehidupan manusia itu selalu
mengalami perkembangan yang pesat dari awal terbentuknya manusia, bayi,
anak-anak, remaja, dewasa sampai tua dan alam semesta ini dibuat Allah tidak
sia-sia, tetapi ada hikmah didalamnya agar manusia dapat mempelajari iptek,
sesuai dalam QS. 3: 190-191 yang berbunyi: Sesungguhnya dalam penciptaan langit
dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang
yang berakal yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk
atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit
dan bumi (seraya berkata): “ Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau ciptakan ini dengan
sia-sia, Maha suci Engkau maka peliharalah kami dari siksa neraka”. Dalam ayat
ini mengandung maksud perintah untuk mempelajari iptek karena manusia telah
dipilih sebagai makhluk yang memiliki kemampuan dan derajat tinggi, antara
lain:
· Manusia
diperintahkan untuk menggunakan akal pikiran dengan membaca, belajar dan
meneliti alam semesta.
· Manusia
dijadikan khalifah di muka bumi, dibuktikan dengan Allah SWT memilih nabi Adam
sebagai pemimpin dibandingkan makhluk yang lain.
· Manusia
memiliki ilmu pengetahuan yang dapat memperkuat iman untuk menjadikan dirinya
memiliki derajat tinggi dunia akhirat
·
Manusia diperintahkan menjadi profesional terhadap bidang ilmu yang dimiliki.
f)
Pengertian Seni
Seni merupakan terjemahan dari kata inggris art,yang
berasal dari bahasa latin.Art berarti kemahiran. Seni bertujuan untuk
mengembangkan potensi akal dan daya kreatifitas manusia untuk menjadikan dan
menata kehidupan manusia supaya lebih luas,indah,sejuk dan menyenangkan sesuai
dengan fitrah yang diberikan Allah kepada manusia. Seni membawa manfaat bagi
manusia,memperindah hidup dan hiasannya yang dibenarkan agama,mengabdikan nilai
- nilai luhur dan mensucikannya,serta mengembangkan nilai- nilai keindahan
dalam jiwa manusia,maka seni itu menjadi rahmat yang besar bagi manusia.
Didalam
al qur`an Allah mengajak manusia untuk memandang dan merenungkan keseluruh
jagat raya,bagaimana keserasian dan keseimbangan dalam menata keindahan
ciptaannya,seperti dalam surat Qaaf : 6
أَفَلَمْ يَنْظُرُوا إِلَى السَّمَاءِ فَوْقَهُمْ كَيْفَ بَنَيْنَاهَا وَزَيَّنَّاهَا وَمَا لَهَا مِنْ فُرُوجٍ
Artinya :
Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di
atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu
tidak mempunyai retak-retak sedikitpun ?
Firman Allah
surat an-Nahl : 6
وَلَكُمْ فِيهَا جَمَالٌ حِينَ تُرِيحُونَ وَحِينَ تَسْرَحُونَ
Artinya :
Dan kamu memperoleh pandangan yang indah
padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu
melepaskannya ke tempat penggembalaan.
Ayat diatas melepaskan kendali objek
pandangan peternak dalam memandang untuk menikmati dan memproyeksikan
(melukiskan) keindahan itu sesuai dengan subjektivitas perasaannya.
Siapapun
mempunyai sensibilitas keharuan dan siapapun memiliki getar hati yang dapat
diiringi dengan genangan dan linangan air mata keharuan yang merupakan puncak
kebahagiaan dalam bentuk immaterial.Peristiwa keharuan ini bukan murni wilayah
intelektualitas dan moralitas namun memiliki wilayah otoritas tersendiri yang
disepakati seagai manifestasi batin yang sekarang disebut sebagai seni.
Dalam
kehidupan sehari-hari,disadari atau tidak disadari kita
tidak lepas dari seni.Konsepsi seni melekat pada diri manusia dan seluruh aspek
kehidupan manusia,bahkan lahirnya seni selalu bersamaan dengan kebutuhan
manusia.
g) Fungsi
Seni
Dalam kehidupan manusia,seni
memiliki beberapa fungsi sebagai berikut :
a)
Seni untuk
memenuhi kebutuhan individu
-
Kebutuhan
fisik
Sejarah membuktikan bahwa
perkembangan seni selalu seiring dengan peradaban manusia.Sejak dulu perabot
rumah tangga atau benda-benda yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari, diciptakan dengan mempertimbangkan nilai seni.Misalnya, perkembangan
model kursi dari zaman Romawi, Dinasti Cina, Sampai gaya kontemporer.
-
Kebutuhan
emosional
Manusia juga mempunyai kebutuhan
emosional yang harus dipenuhi.Emosi seseorang muncul karena adanya hubungan
atau interaksi dengan orang lain atau sesuatu hal yang akhirnya menimbulkan
perasaan sedih, susah, gembira, dan sebagainya.Melalui seni seseorang dapat
mengungkapkan perasaan dan menyalurkan daya imajinasinya atau menikmati seni
tersebut untuk menghibur hatinya.Untuk itulah orang sering kali melukis,
membuat puisi, mendengarkan lagu atau menonton, semuanya sebagai apresiasi
seni.
b)
Seni untuk
memenuhi kebutuhan sosial
-
Fungsi
sosial seni di bidang agama
Pada bidang agama seni dapat
memiliki fungsi sosial terutama yang berkaitan dengan tempat peribadatan.Faktor
artistik pada tempat-tempat peribadatan sangat diperlukan, salah satunya untuk
memberi suasana sejuk, damai, indah, berwibawa, agung, suci agar dapat membuat
umat beragama lebih betah dan lebih nikmat untuk beribadah.
-
Fungsi
sosial seni di bidang pendidikan
Setiap pemimpin selalu berupaya
dan mengharapkan masyarakat yang dipimpinannya mempunyai budi pekerti yang
luhur yang terpancar dari lubuk hati dengan penuh ketulusan.Salah satu cara
pencapaiannya adalah melalui pendidikan seni baik secara formal ataupun non
formal.
-
Fungsi
sosial seni di bidang komunikasi
Proses interaksi antara dua pihak
baik antar manusia maupun antar manusia dengan lingkungannya, dapat terjadi
melalui komunikasi.Artinya pada umumnya orang yang berkomunikasi menggunakan
bahasa sebagai alat komunikasi karena bahasa merupakan alat yang paling
sederhana dan mudah untuk dimengerti.Misalnya seni musik dapat berkomunikasi
melalui rangkaian nada yang indah,seni rupa dapat berkomunikasi menyampaikan
pesan-pesan alam maupun bentuk rupa benda yang dituangkan dalam karyanya kepada
semua orang, dan lain-lain.
-
Fungsi
seni dan keindahan
Dalam kesibukan pekerjaan
rutinitas sehari-hari terkadang manusia diserang rasa jenuh, apalagi seseorang yang bekerja dengan benda mati sehingga tidak
jarang orang mencari suasana baru demi untuk menyegarkan diri.Salah satu
caranya adalah mencari tempat rekreasi yang bernuansa seni,misalnya di aam
pedesaan yang hijau dan terbuka, di museum purbakala, di tempat-tempat artistik
atau dimana saja yang dapat membuat hati menjadi tentram karena adanya sentuhan
seni dari benda atau objek yang kita kunjungi.
B.KEBUDAYAAN MENURUT ISLAM
a.
Pengertian
Kebudayaan
Secara
etimologi,kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta buddhayah yang merupakan
bentuk jamak dari “buddhi” yang berarti budi atau akal. Istilah culture sama
artinya dengan kebudayaan,berasal dari bahasa latin colore yang diartikan
sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam
(Koentjaraningrat,1965 : 77-78).
Adapun menurut
terminologi kebudayaan adalah himpunan segala usaha dan daya upaya yang
dikerjakan dengan menggunakan hasil pendapat budi,untuk memperbaiki sesuatu
dalam rangka mencapai kesempurnaan (Agus Salim,1954 :30)
Sedangkan
kebudayaan dalam bahasa Arab disebut al-tsaqafah.Kebudayaan merupakan perpaduan
dari istilah “budi” berarti akal,pikiran,pengertian,paham,peraasaan,pendapat.
Sedangkan “daya” berarti tenaga,kekuatan,kesanggupan.Apabila disatukan antara
kedua akar kata tersebut dengan memberi
awalan dan akhiran “kebudayaan” maka dapat diartikan dengan perwujudan dari
kemampuan akal atau pemikiran.
Sidi Gazalba (1962) mengemukakan
bahwa kebudayaan merupakan manifestasi dari ruh,zauq,iradah, dan amal (cipta,rasa,karsa
dan karya) dalam seluruh segi kehidupan insani sebagai fitrah,ciptaan karunia
Allah Swt.Berdasarkan definisi tersebut dapat dipahami bahwa kebudayaan muncul
dari pengerahan semua potensi yang
diberikan Allah Swt kepada manusia.Tanpa ada anugerah potensi dari Allah
Swt,manusia tidak akan mampu melahirkan kebudayaan yang sesuai dengan
fitrahnya.Hal Ini sesuai dengan Al-Qur’an
surat Ar-Rum ayat : 30
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ
النَّاسَ عَلَيْهَا لا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ
وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُون
Artinya :
“ Maka
hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah
Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada
fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui”.
Berdasarkan penjelasan ayat diatas dapat diketahui bahwa Allah telah
menciptakan semua makhluknya berdasarkan fitrahnya. Surat ini telah
menginspirasikan untuk mengembangkan dan mengaktualisasikan fitrah atau
potensi yang dimiliki itu dengan baik
dan dan lurus.
b.
Ruang Lingkup
Kebudayaan
Menurut
J.J.Hoenigman,wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga macam,yaitu :
1.Gagasan
(Wujud Ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah
kebudayaan yang berbentuk kumpulan
ide-ide,gagasan,nilai-nilai,norma-norma,peraturan,dan sebagainya yang bersifat
abstrak;tidak dapat diraba atau disentuh.Wujud kebudayaan ini terletak dalam
kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat.
2.Aktivitas
(Tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan
sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini
sering disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial terdiri dari
aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi,mengadakan kontak,serta
bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat
tata kelakuan. Sifatnya kongkret,terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat
diamati dan direkomendasikan.
3.Artefak(Karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan
fissik yang berupa hasil dari aktivitas,perbuatan,dan karya semua manusia dalam
masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba,dilihat,dan
didokumentasikan. Sifatnya paling kongkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat,antara
wujud kebudayaan yang satu dengan yang lain.Misalnya wujud kebudayaaan ideal
mengatur dan memberi arah kepada tindakan dan karya manusia.
Berdasarkan wujudnya
tersebut,kebudayaan dapat digolongkan
Atas dua komponen utama :
a.Kebudayaan Material
Kebudayaan material mengacu paada
semua ciptaan masyarakat yang nyata,kongkret.Seperti:mangkuk tanah liat,senjata
dan seterusnya.
b.Kebudayaan
Nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan – ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi,misalnya
cerita rakyat,lagu, dan tarian tradisional.
c.
Prinsip-Prinsip
Kebudayaan
Prinsip-prinsip kebudayaan dan
1.Allah Swt
sebagai sumber dan tempat kembali
segalanya.Sebagaimana firman Allah Swt Q.S AR-Rum : 11
اللَّهُ يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
Berdasarkan firman Allah Swt ini,apapun yang diciptakan
manusia dan yang mereka lakukan semuanya memanfaatkan fasilitas yang telah dijadikan
Allah.Tidak satupun di dunia ini yang murni penciptaan manusia.Kesadaran
terhadaap adanya prinsip dasar ini maka manusia akan menjadi insan yang tetap
bersyukur. Setiap ide dan hasil karya yang diwujudkan tetap diikat dengan
kerendahan hati dan kehati-hatian.
Allah sang
pencipta semuanya.Firman Allah Swt dalam Q.S : 62
وَلِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ
وَالأَرْضِ وَاللهُ عَلَىَ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ﴿١٨٩﴾ إِنَّ فِي خَلْقِ
السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لِّأُوْلِي
الألْبَابِ ﴿١٩٠﴾ الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللّهَ قِيَاماً وَقُعُوداً وَعَلَىَ
جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ رَبَّنَا مَا
خَلَقْتَ هَذا بَاطِلاً سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ ﴿١٩١﴾
Artinya :
”Kepunyaan
Allah-lah kerajaan langit dan bumi, dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.
(QS. Ali ‘Imran. 189). ”Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan
silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang
berakal”, (QS. Ali ‘Imran. 190). “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah
sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami,
tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka”. (QS. Ali ‘Imran. 191).
Allah Swt menjadikan segala sesuatu tanpa sia-sia
melainkan memiliki hikmah dan manfaat. Untuk menemukan hikmah dan manfaat itu
diperlukan akal serta usaha manusia. Sehingga mampu memahami makna dari semua
ciptaannya itu.
2.Semua makhluk punya keteergantungan kepada khaliknya.
اللَّهُ الصَّمَدُ
Artinya: “ Allah adalah Tuhan yang
bergantung kepada-Nya segala sesuatu.”
Q.S. Hud : 6
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ
رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِي
كِتَابٍ مُبِينٍ
Artinya:
“Dan tidak ada suatu binatang melata709
pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui
tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya710.
Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).
Tenaga,penglihatan,ilmu,bahkan kehidupan ini merupakan fasilitas dari Allah Swt.Dengan demikian,keseluruhan fasilitas hidup akan dipergunakan manusia untuk kebaikan hidup. Semua itu dalam jangka waktu yang tidak diketahui lamanya. Apapun yang ada dan siapapun yang diandalkan didunia ini tidak akan dimiliki selamanya. Karena penentu semuanya dan segalanya tergantung kepada Allah Swt.
Tenaga,penglihatan,ilmu,bahkan kehidupan ini merupakan fasilitas dari Allah Swt.Dengan demikian,keseluruhan fasilitas hidup akan dipergunakan manusia untuk kebaikan hidup. Semua itu dalam jangka waktu yang tidak diketahui lamanya. Apapun yang ada dan siapapun yang diandalkan didunia ini tidak akan dimiliki selamanya. Karena penentu semuanya dan segalanya tergantung kepada Allah Swt.
3.Allah mengangkat manusia sebgai khalifah dibumi yang
diamanahkan menjaga dan melestarikan bumi beserta isinya.Sebagaimana firman
Allah Swt Q.S.Al-Baqarah : 30
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ
خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ
الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي
أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Artinya :
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."
Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu
orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan
berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."”
Adam
sebagai representasi keberadaan manusia diangkat sebagai khalifah Allah Swt
untuk memimpin,mmengelola,memelihara dan menciptakan kemakmuran dibumi. Oleh
karean itu manusia sebagai keturunan Adam berfungsi meneruskan kekhalifahan itu
karena ia dibekali Allah Swt dengan potensi-potensi yang melebihi makhluk-makhluk lain.sebagaimana
telah dijelaskan sebelumnya.
4.manusia diberi potensi yang lebih dari makhluk
lainya,sehingga makhluk-makhluk tersebut tunduk kepadanya.Firman Allah Swt Q.S Al-Jaatziyah :
13
وَسَخَّرَ لَكُمْ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مِنْهُ ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Artinya :
“Katakanlah kepada orang-orang yang beriman hendaklah
mereka memaafkan orang-orang yang tiada takut hari-hari Allah1384 karena Dia akan membalas sesuatu kaum terhadap apa yang
telah mereka kerjakan”
Allah
Swt telah menjaadikan makhluk-makhluk lain itu tunduk kepada manusia sehingga manusia
dapat melaksanakan amanah kekhallifahannya.
5. manusia akan dituntut pertanggung jawaban atas amanah
yang telah diberikan Allah Swt kepadanya.
Firman Allah Swt dalam Q.S At-takasur : 8
ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ
Artinya :
“kemudian kamu pasti akan ditanyai pada
hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu)”
Berdasarkan
ayat diatas manusia harus bekerja dengan dasar ilmu. Dengan kata lain harus
mengoptimalkan fungsi akalnya untuk menciptakan kemaslahatan umi dan isinya
serta menghindari perbuatan yang membawa kepada kerusakan (fasaq) sebagai
konsekuensi dari kekhalifahannya.
Keenam
prinsip dasar diatas menjelaskan bahwa manusia diberi fasilitas dan tanggung
jawab untuk melakukan berbagai hal dalam kehidupan. Dengan adanya fasilitas dan
tanggung jawab itu akan melahirkan motivasi dalam diri setiap manusia untuk
berfikir melakukan inovasi sehingga melahirkan karya- karya yang bermanfaat.
Pada puncaknya manusia akan membentuk dan memiliki kebudayaan.Kebudayaan itu
terus berkembang seiring dengan perkembangan pemikiran manusia.
d. Hubungan Antara
Islam dan Kebudayaan
Islam adalah agama yang di ridhai Allah. Sebagaimana termaktub dalam
potongan ayat surat al-Maidah : 3
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي
وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku
cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah aku ridhai Islam sebagai agamamu”
Bahkan Allah
menguatkan firmannya di dalam
surat al-‘Imran : 19
إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ ۗ
Artinya“Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam”.
Sejak zaman Rasulullah saw, Islam disampaikan dengan beragam cara,
didakwahkan kepada umat dengan berbagai metode. Metode tersebut adalah sebuah
cara untuk menyampaikan esensi ajaran Islam sendiri.
Dalam perkembangannya Islam tidak dapat dipisahkan dengan budaya, bahkan
Islam merangkul budaya untuk menyampaikan ajarannya. Namun, apakah pengertian
budaya dan bagaimana Islam memandangnya? Budaya3 adalah kelakuan
yang berlaku pada masyarakat dan lingkungan tertentu. Dahulu kebiasaan
memberikan makanan untuk berhala adalah budaya di kalangan masyarakat jahiliyah
Arab. Namun, setelah Rasul datang beliau mengubah kebiasaan jahiliyah tersebut,
dan menggantikannya dengan ajaran Islam. Misalnya, kebiasaan memberikan makanan
untuk berhala, diganti beliau dengan mengajarkan bersedekah. Begitu pula pada
generasi berikutnya, wali sembilan di Jawa misalnya. Para wali mengubah
kebiasaan atau budaya masyarakat pada saat itu, dan menggantinya dengan kegiatan
yang bernilai ibadah.
Misalnya, sekatenan. Sekaten adalah sebuah upacara kerajaan yang
dilaksanakan selama tujuh hari. Konon asal-usul upacara ini sejak kerajaan
Demak. Menurut cerita rakyat kata Sekaten berasal dari istilah credo dalam agama Islam, Syahadatain. Para pengunjung sekatenan yang menyatakan
ingin “ngrasuk” agama Islam setelah mengikuti kegiatan syiar agama
Islam tersebut, dituntun untuk mengucapkan 2 (dua) kalimat
syahadat (syahadatain). Dalam pengamalannya Islam tidak membumi hanguskan
semua budaya tersebut. Bahkan terjadi akulturasi antara Islam dan budaya. Di
mana budaya menjadi sebuah metode/alat untuk menyampaikan Islam. Contoh yang
populer adalah bagaimana Islam mengajarkan untuk mendoakan kebaikan dan
kemenangan di hari Idul Fitri.
Al Baihaqi mengatakan, “Bab berisi riwayat tentang ucapan selamat ketika
hari ied dengan kata-kata taqabbalallahu minna wa minka”. Namun, dalam budaya
Indonesia biasa digunakan doa “Minal `aidzin wa-l faizin”. Doa yang biasa
diucapkan umat Islam Indonesia pada hari Raya Idul Fitri, yang kalau
diterjemahkan secara lengkap adalah “Semoga Anda termasuk dari kelompok
orang-orang yang kembali kepada fitrah dan berbahagia/beruntung”. Ucapan
selamat atau saling mendoakan ini bukan ibadah mahdhah. Tetapi, termasuk bagian
dari muamalah. Bisa doa apa saja, bisa bahasa apa saja yang penting bisa
dipahami/dimengerti oleh yang diberikan ucapan selamat/doa tersebut. Sehingga,
dalam aplikasinya, metode tersebut tidak merusak esensi Islam sendiri.
Misalnya, bagaimana Sunan Kalijaga mendakwahkan Islam dengan budaya Jawa
waktu itu, yaitu dengan lagu/tembang. Misalnya, pada tembang ilir ilir.
Terdapat filosofis agamis dalam tembang yang notabene adalah budaya masyarakat
Jawa pada waktu itu. Bahkan Maya Hasan, seorang pemain Harpa dari Indonesia
pernah mengatakan bahwa dia ingin mengerti filosofi dari lagu ini. Ilir ilir
mengandung arti sebagai umat Islam kita diminta bangun.
Sehingga, pada hakikatnya dalam pendakwahannya Islam justru merangkul
budaya untuk menyampaikan esensi ajarannya. Karena, dengan merangkul budaya,
Islam jadi lebih mudah diterima di masyarakat. Budaya bisa/boleh saja digunakan
untuk metode dakwah, selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai dalam Islam.
Hal ini sebagaimana firman Allah dalam surat al-Baqarah : 42
وَلَا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Artinya :
“Dan janganlah kau campur adukkan kebenaran dengan kebatilan dan
(janganlah) kamu sembunyikan kebenaran, sedangkan kamu mengetahuinya.”
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dalam pandangan islam,antara
iman,ilmu pengetahuan,teknologi,seni dan kebudayaan terdapat suatu hubungan
yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi dalam suatu system yang disebut
dienul islam. Di dalam dienul Islam terkandung tiga unsur pokok yaitu
aqidah,syariah dan akhlak,dengan kata lain iman,ilmu,dan amal shaleh atau
ikhsan.Pengembangan IPTEKS dan kebudayaan yang lepas dari keimanan dan
ketakwaan tidak akan bernilai ibadah serta tidak akan menghasilkan manfaat bagi
umat manusia dan alam lingkungannya.
Fungsi
utama manusia yaitu,abdun : ketaatan,ketundukan dan kepatuhan kepada kebenaran
dan keadilan,dan khalifah : tanggungjawab terhadap diri sendiri dan alam
lingkungannya,baik lingkungan social maupun lingkungan alam. Allah memberikan
petunjuk berupa agama sebagai alat bagi manusia untuk mengarahkan potensinya
kepada keimanan dan ketakwaan bukan pada kejahatan yang selalu didorong oleh
nafsu amarah. Manusia mendapat amanah dari Allah Swt untuk memelihara alam,agar
terjaga kelestariannya an keseimbangannya untuk kepentingan umat manusia.
B.Saran
Demikianlah
makalah ini saya dibuat agar bermanfaat untuk semua. Di harapkan setelah membaca makalah ini
pembaca dapat memahami seperti apa Ipteks dan Kebudayaan menurut Islam itu.Namun
dalam penulisan makalah ini tentunya banyak terdapat kekurangan dikarenakan
penulis masih dalam tahap belajar.Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca agar dalam penulisan makalah selanjutnya dapat lebih baik
lagi.
DAFTAR RUJUKAN
Desmal.2008.Pendidikan
Agama Islam.Padang : Universitas Bung Hatta.
Fuady.2005.Pendidikan
Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi.Padang: Angkasa
raya Padang
Hudiyono.2003.Perkembangan dan Pengembangan Ilmu
Penetahuan.Jakarta:
Dirjen Dikti Depdiknas
Kosela. 2003. Ilmu Pengretahuan Dan Teknologi bagi
Kehidupan Manusia.
Jakarta : Dirjen Dikti Depdiknas.
Nasrul,dkk.2013.Islam Rahmatan
Lil `Alamin.Padang :UNP PRESS.
Suryana, Toto,dkk.Pendidikan
Agama Islam: tiga mutiara
Zainuddin.2006. Pendidikan Agama Islam.Palu: PT Bumi Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar